Pria tahu betul jika setelah menikah akan mengemban tanggung jawab yang besar mulai dari menafkahi, mengurus anak hingga urusan sosial. Karena sebab-sebab seperti ini mereka menunda untuk melanjutkan ke jenjang yang serius. Banyak kekhawatiran yang datang dalam pikiran ketika ia membayangkan saat akan menjalani kehidupan
Sebenarnya apa saja sih ketakutan yang bikin mereka ragu untuk melanjutkan pernikahan? Berikut penjelasan lengkapnya.
.
.
.
.
1. Takut keliru
Biasanya ketika akan menikah, akan banyak pikiran yang mengambang seperti takut keliru dalam memilih. Mulai dari apakah pasanganku mau untuk diatur? Apakah dia akan menerima apa adanya dariku? Hingga pertanyaa penting seperti ini, apakah ia merupakan wanita yang tepat untukku?. Inilah keraguan-keraguan yang sering muncul pada pria. Kamu sebagai wanita tentu harus yakinkan ke dia apakah mau lanjut ke pernikahan atau tidak. Tanyakan faktor apa yang membuat dia ragu? Kamu perlu membantunya untuk dewasa, jika tidak, dia akan selamanya tidak siap untuk menikah.
2. Menikah = Hilang kebebasan
Ketakutan pria selanjutnya adalah ia merasa hilang kebebasan untuk melakukan aktivitas tertentu. Misalnya jika ia sebelumnya sering hangout bersama sahabatnya atau sering main game tanpa gangguan. Nahh jika menikah, ia berpikiran bahwa ia tidak bisa seperti saat masih bebas. Kamu perlu menjelaskan padanya bahwa setelah menikah tetap tidak terbatasi untuk beraktivitas sesuai hobinya. Ia boleh-boleh saja untuk berkumpul dengan sahabat dekatnya atau melakukan aktivitas kesukaannya.
3. Keuangan
Uang memang bukanlah segalanya tetapi segalanya sekarang butuh uang. Kalimat ini benar adanya. Di era sekarang ini kebutuhan hidup makin lama makin bertambah. Tidak hanya kebutuhan makan saja yang diperlukan tetapi kebutuhan yang lain seperti pakaian, listrik,dll. Sebelum menikah, pria tentunya sudah paham akan hal ini.
Mereka biasanya stress mengenai keuangan. Ia merasa banyak sekali uang yang harus dikeluarkan selama menjalani hidup rumah tangga. Jika pasanganmu khawatir seperti itu, kamu perlu menjelaskan kepadanya bahwa awal pernikahan akan dibantu masalah finansial tapi juga diajarkan untuk bekerja agar bisa menafkahi keluarga dan tidak bergantung pada orang lain.
4. Khawatir tidak mampu menjadi ayah yang baik
Poin terakhir ini yang paling sering dialami pria. Ia merasa khawatir jika kelak tidak bisa menjadi ayah yang sempurna dimata anak. Jelaskan padanya bahwa mengurus anak tidak harus sendiri. Mengurus anak bisa dibagi berdua sehingga akan terasa lebih ringan. Dengan penjelasan seperti ini tentu ia akan paham dan tidak khawatir lagi untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
.
.
.
.