Larangan menikah antara suku jawa dengan suku sunda!

Posted on

Indonesia memiliki banyak sekali adat istiadat, tradisi serta sejarah yang sudah di abadikan di dalam buku. Dalam setiap kota bahkan memiliki adatnya sendiri, dibalik itu semua juga berkembang mitos-mitos terkait dengan peristiwa sejarah.. Mitos yang berkembang di masyarakat terkadang ga bisa di singkirkan dengan fakta-fakta yang ada, namun dengan perkembangan zaman yang udah makin modern maka lambat laun masyarakat mulai mengabaikan mitos ini.

Emang kenapa sih ga boleh nikah antara jawa dan sunda? Jadi gini nih dears ceritanya.

.

.

baju wisuda pesta kondangan

.

.

Dulu, sempat terjadi perselisihan antar suku di indonesia yaitu suku jawa dan suku sunda. Perang tersebut terjadi karena perselisihan antara kerajaan majapahit dan kerajaan sunda.

Dikutip dari wikipedia, “Perang terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat, yang mengakibatkan tewasnya seluruh rombongan Sunda.”

Perang bubat

Latar belakang terjadinya perang bubat yaitu ketika Raja Hayam Wuruk ingin menikahi putri dari Negeri sunda yaitu Putri Dyah Pitaloka Citraresmi. Raja Hayam Wuruk ingin menikahi putri dikarenakan beredarnya lukisan sang putri di kerajaan majapahit. Kemudian, atas restu dari keluarga Kerajaan Majapahit, Raja hayam wuruk mengirimkan surat kehormatan (surat lamaran) kepada Maharaja Linggabuana.

Dalam sejarah juga di jelaskan, Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan Putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit. Menurut Kidung Sundayana, hal ini menimbulkan niat Mahapatih Gajah Mada untuk menguasai Kerajaan Sunda. Sebab, hanya kerajaan sunda yang belum di kuasai. Dengan maksud tersebut, Gajah Mada membuat alasan bahwa kedatangan Kerajaan Sunda di Pesanggarahan Bubat adalah bentuk penyerahan diri kepada Majapahit. Ia mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, melainkan sebagai simbol takluknya Negeri Sunda dan pengakuan superioritas Majapahit di Nusantara.

Pihak Pajajaran tidak terima penyerahan Dyah Pitaloka dianggap sebagai simbol takluknya Pajajaran kepada Majapahit. Akibatnya, terjadilah insiden perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada.

Sedangkan Putri Dyah Pitaloka, melakukan bela pati (bunuh diri) untuk menjaga kehormatannya. Menurut tata perilaku dan nilai yang berlaku di kasta ksatria, tindakan bunuh diri merupakan ritual yang dilakukan oleh wanita kasta tersebut, saat kaum laki-laki gugur dalam peperangan.

Tau ga dears, setelah perang tersebut, adik dari putri dyah pitaloka yang bernama Pangeran Niskala Wastu mengeluarkan sebuah peringatan. Pangeran Niskala Wastu juga mengeluarkan larangan perempuan Sunda untuk menikahi laki-laki Jawa. Larangan tersebut di kenal dengan sebutan “estri ti luaran” yang artinya beristri dari luar, juga dapat diartikan secara umum sebagai larangan menikah dengan orang Jawa. Hal inilah yang menjadi tradisi turun menurun hingga sisanya masih bisa kita rasakan saat ini.

***

Nah dears, larangan menikah antar orang jawa dan sunda itu sebenarnya mitos yang berasal dari sejarah. Sebagian masyarakat jawa maupun sunda pasti masih ada yang memegang teguh larangan ini. Dikarenakan hal ini merupakan pantangan turun temurun yang dari leluhur.

Buat kamu yang berdarah sunda dan lagi pacaran sama anak jawa, sebaiknya berhati-hati ya dears harus ekstra semangat untuk mendapatkan restu orang tuanya. Apalagi pejuang virtual, mau menikat tentu saja banyak cobaannya.

 

 

 

.

.

baju pesta

.

.