Ini yang Kamu Rasakan Sebagai Perempuan yang Ikut Demo

Posted on
Hari ini, 4 November 2016, demo besar-besaran digelar di Jakarta. Masa yang berasal dari ormas Islam ini menuntutu Ahok untuk segera ditangkap dan diadili terkait kasus penistaan agama yang dituduhkan padanya. Tidak tanggung-tanggung, diperkiran masa yang datang berjumlah kurang lebih 3.500 orang. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Tidak hanya laki-laki yang biasanya terlibat dalam demonstrasi. Ada pula sosok perempuan yang bisa kita lihat keterlibatannya disana. Meskipun jumlahnya tidak banyak, keberadaan mereka melengkapi jumlah demonstrasi. Meskipun terkesan ikut-ikutan, mereka terlibat dalam penyampaian aspirasi oleh masyarakat kepada penguasanya.
Buat kamu, perempuan-perempuan yang pernah merasakan terlibat dalam demonstrasi, hal-hal di bawah ini pasti pernah kamu rasakan.
http://cdn2.tstatic.net/bali/foto/bank/images/
1. Kamu merasa dilindungi
Dalam demo, ada aturan main perempuan harus dilindungi. Posisinya tidak boleh berada di luar barisan. Dia harus berada di tengah dengan pengawalan ketat dari para laki-laki yang melingkarinya. Hal ini dilakukan agar apabila terjadi adu fisik, perempuan tidak terkena dampaknya lebih dulu.
Karena itulah, dengan segala ancaman yang mungkin menghadang, kamu tetap merasa aman karena dikelilingi oleh para laki-laki yang siap pasang badan.
2. Kamu merasa takut ketika kondisi mulai tidak kondusif
Meskipun terlindungi, kamu tetap saja merasa was-was. Terlebih ketika suasana sudah mulai tidak kondusif. Bentrok dengan aparat, provokator yang semakin memanaskan suasana, dan kehadiran penyusup bisa menjadi alasan rasa was-wasmu.
3. Sepanjang jalan kamu berteriak sampai suara serak
Teriakan-teriakan adalah salah satu ciri khas demo. Berteriak ini juga bermanfaat untuk menggaet massa yang belum bergabung di barisa. Juga digunakan agar orang lain tahu akan ada demo yang berlangsung.
Teriakan-teriakan ini tak hanya dilakukan di sepanjang jalan. Sampai di tujuan, teriakan akan lebih kencang dan sering. Ini bisa bikin kamu serak karena teriak-teriak terus. Tapi kamu fine aja melakukannya. Sekalian mengeluarkan uneg-unegmu. Nggak perlu harus ke pantai, cukup dengan ikut demo kamu bisa berteriak sepuasnya.
4. Maskermu adalah upaya agar tidak dikenali
Tidak sedikit para pendemo yang memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Selain melindungi wajah dari asap, polusi, dan sinar UV, masker ini sebenarnya lebih berfungsi untuk menutupi identitasmu agar tidak dikenali. Sejujurnya kamu menghindari bertemu dengan seseorang yang mengenalimu. Kamu nggak mau orang-orang yang kamu kenal lihat kamu sedang berdemo. Karena itu kamu lebih memilih menggunakan masker agar tidak ada yang mengenalimu.
5. Kamu merasa ikut bahagia ketika terjadi kesepakatan
Selalu ada pihak yang ingin ditemui dan diajak berdiskusi dalam setiap demontrasi. Tidak mudah menemui pihak ini. Apalagi jika mereka mengatakan tidak ingin ditemui. Lobi-lobi pun dilakukan. Disinilah letak penyampaian aspirasi yang sebenarnya.
Akhirnya aspirasi diterima walaupun dengan drama alot yang memakan waktu dan tenaga. Kamu pun ikut senang. Ditambah pihak yang ingin ditemui mau menemui demonstran di luar. Kamu merasakan atmosfer kebahagiaan bersama dengan yang lain.
6. Kamu merasa lega karena telah menyuarakan pendapatmu
Terakhir, kamu akan merasa lega karena telah ikut berpartisipasi dalam menyuarakan pendapatmu. Tidak semua perempuan mau berpanas-panas dan bercapek-capek menyuarakan pendapatnya dengan demonstrasi. Walaupun bukan kamu yang melakukan lobi, tapi berteriak-teriak dan menjadi pasukan demonstrasi sudah cukup membuatmu lega. Kamu merasa ikut andil dalam perbaikan kebijakan yang  selama ini dikeluhkan. Setidaknya, kamu take an action. Kamu tidak sekedar mengutuk kegelapan yang ada. Karena itulah kamu merasa sangat lega.

.

.

baju pesta

.

.

Leave a Reply